Gambar : suararakyatindonesia.org |
“Kawan”
untuk memenuhi kebutuhan pokok setiap hari berupa makan, pakaian, tempat
tinggal dan kebutuhan-kebutuhan yang lain, manusia perlu berusaha, bekerja dan
berdoa. Ada 1000 satu macam bidang pekerjaan yang bisa dilakukan, mulai dari
mengamen sampai menjadi seorang Presiden, mulai dari menjual koran sampai ada
yang menjual kehormatan “begitu kata bang Haji Rhoma Irama” dalam salah satu
lirik lagunya.
“Kawan”
masih ingat dengan Kakek Walang ! seorang Kakek asal Subang Jawa Barat yang
merantau ke kota Jakarta dan menjalankan profesi sebagai pengemis. Penghasilan
yang dia peroleh dari mengemis dalam sehari mencapai ratusan ribu rupiah. Kakek
Walang ramai menjadi pemberitaan di media masa dan media cetak, karena waktu
terjaring razia gelandangan dan pengemis yang dilakukan oleh petugas dari Dinas
Sosial Jakarta Selatan, petugas menemukan uang Rp. 25.000.000 lebih yang
tersimpan di dalam tas nya.
Berita
serupa yang tidak kalah menghebohkan baru-baru ini adalah kisah Kakek Suaedi
Winnie The Pooh, seorang pengemis asal kota Mojokerto yang sehari-hari nya
mencari nafkah didepan Lippo Mall Sidoarjo. Dari hasilnya mengemis, perhari
Kakek Suaedi Winnie The Pooh bisa memperoleh uang sampai dengan Rp. 300.000.
Dari berita
yang di ekspos media tentang Kakek Walang dan kakeh Suaedi Winnie The Pooh,
tentunya banyak orang yang berfikir untuk mengikuti jejak mereka. Apalagi orang-orang
yang berfikiran pendek, ingin cepat kaya dan mendapatkan uang melimpah dengan
bekerja secara gampang dan santai. Cukup bermodal wajah memelas, duduk
menjelepok ditempat keramaian dengan menaruh kaleng kosong didepannya, maka
orang-orang yang melihat akan merasa iba dan kasihan lalu memberikan sejumlah uang.
Huhh .. ngak banget !!.
Lalu
bangaimanakah pandangan Islam tentang mengemis ?.
Sesungguhnya
islam tidak memperbolehkan mengemis. Lebih baik seseeorang yang bekerja mencari
kayu bakar kemudian menjualnya, dari pada seseorang memperoleh uang dari
mengemis. Selalu berusaha dan bekerja keras mencari rizki yang halal untuk
memenuhi kebutuhan hidup, dan menghindarkan diri dari perbuatan meminta-minta
itulah yang diajarkan dalam Islam.
Sesungguhnya
orang-orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya, kedua orang tuanya, atau
bekerja untuk dirinya sendiri agar terhindar dari perbuatan meminta-minta, maka
itu adalah fiisabilillah (jihad di jalan Allah SWT), dan fiisabilillah kelak
akan mendapatkan syurganya Allah SWT.
Dalam
sebuah hadits sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya :
“tangan diatas
(memberi) adalah lebih baik dari pada tangan dibawah (menerima)”.
Dalam
hadits lain sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya :
“bahwa kelak dihari
qiamat orang-oang yang suka meminta-minta akan dibangkitkan dengan wajah tanpa
daging”. Na’udzubillahi
min dzalik.
Ada tiga
golongan orang yang diperbolehkan meminta-minta. Dalam hadits Qobishoh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya :
“Wahai Qobishoh,
sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali untuk tiga orang” yaitu :
-
Orang yang menanggung
hutang orang lain, maka dia boleh meminta-minta sampai hutangnya lunas.
-
Orang yang ditimpa
musibah yang menghabiskan hartanya, maka dia boleh meminta-minta sampai dia
mendapatkan sandaran hidup.
-
Orang yang ditimpa
kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata,
“si Fulan benar-benar tertimpa kesengsaraan”, maka dia boleh meminta-minta
sampai mendapatkan sandaran hidup.
Meminta-minta selain
ketiga hal itu, wahai Qobishoh adalah haram dan orang yang memakannya berarti
memakan harta yang haram (Hadits Riwayat Muslim No. 1044)
Semoga Allah
SWT menjauhkan kita dari musibah dan kesengsaraan hidup, menjadikan kita
termasuk golongan orang-orang yang suka berusaha dan bekerja keras, serta
dijauhkan dari sifat dan perbuatan suka minta-minta. Amin Amin Yarabal Alamin
!!!
“Semoga
Sukses”
No comments:
Post a Comment